LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan lengkap
praktikum Kimia Instrumen dengan judul “ Penentuan kadar fosfor (P) dalam
fosfat menggunakan Spektrofotometer UV-VIS “ disusun oleh :
Nama : Abdul
Rahman Arif
NIM : 60500110002
Kelompok : I (Satu)
telah diperiksa
dan dikonsultasikan oleh koordinator asisten/asisten dan dinyatakan diterima.
Samata, Juli 2013
Koordinator Asisten,
Asisten,
( Ummi Zahra, S.Si ) (
Abd.Kholiful Amri,S.Si )
Mengetahui
Dosen Penanggung
Jawab
( Fahmi
Mahfuyana, ph. D )
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Spektrofotometer sesuai dengan
namanya adalah alat yang terdiri dari spketrometer dan fotometer.
Spektrofometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk
mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan
atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan
spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer adalah panjang gelombang dari
sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai
seperti prisma, grating ataupun celah optis. Suatu spektrofotometer tersusun
dari sumber spektrum tampak yang kontinu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk
larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi
antara sampel dan blangko.[1]
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan
beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan fosfor ekonomis. Biasanya,
kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone
phosphate of lime (BPL) atau triphosphate
of lime (TPL). Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida
fosfatnya terdapat dalam mineral apatit yang terbentuk selama proses pembekuan
magma. Biasanya endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks,
terutama karbonit kompleks dan sienit.[2]
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Percobaan
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kandungan fosfor dalam fosfat dengan
menggunakan spektrofometer UV-VIS.
D.
Manfaat Percobaan
Manfaat
dari percobaan ini adalah untuk mengetahui adanya kadar fosfor dalam air muara dengan
menggunakan spektrofotometer UV-VIS
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01mg P/L), pertumbuhan ganggang akan terhalang, keadaan ini dinamakan oligotrop. Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop), sehingga dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelestrian ekosistem perairan.Kegunaan fosfat yang penting adalah dalam pembuatan pupuk dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, pestisida, odol dan deterjen. Selain itu juga diperlukan untuk memperkuat tulang dan gigi. Dalam lingkungan hidup ini tidak diketemukan senyawa fosfor dalam bentuk gas, unsur fosfor yang terdapat dalam atmosfir adalah partikel-partikel fosfor padat. Penguraian senyawa organik baik berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati serta detergen limbah rumah tangga akanmenghasilkan senyawa-senyawa fosfat yang dapat menyuburkan tanah untuk pertanian. Sebagai senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah akan terbawa oleh aliran air sungai menuju ke laut atau ke danau kemudian mengendap pada dasar laut atau dasar danau.[4]
B.Tinjauan
Umum Spektrofotometer Serapan UV-VIS
Pada metode spektroskopi ultraviolet, cahaya yang diserap
bukan cahaya tampak tapi cahaya ultraviolet. Dengan cara ini larutan tak
berwarna dapat diukur, contoh aseton dan asetaldehid. Pada spektroskopi ini
energi cahaya terserap digunakan untuk transisi elektron. Karena energi cahaya
UV lebih besar dari energi cahaya tampak maka energi UV dapat menyebabkan
transisi elektron s
dan p. Dengan menggunakan
penentuan kadar konsentrasi, suatu
senyawa dilakukan dengan membandingkan kekuatan serapan cahaya oleh larutan
contoh terhadap terhadap larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Terdapat
dua cara standar adisi, pada cara yang pertama dibuat dahulu sederetan larutan
standar, diukur serapannya, kemudian tentukan konsentrasinya dengan menggunakan
cara kalibrasi. Cara yang kedua dilakukan dengan menambahkan sejumlah larutan
contoh yang sama kedalam larutan standar.[7]
Sumber radiasi untuk spektroskopi UV-Vis adalah lampu
tungsten. Cahaya yang dipancarkan sumber radiasi adalah cahaya polikromatik.
Cahaya polikromatik UV akan melewati monokromator yaitu suatu alat yang paling
umum dipakai untuk menghasilkan berkas radiasi dengan satu panjang gelombang
(monokromator). Monokromator radiasi UV, sinar tampak dan infra merah adalah
serupa yaitu mempunyai celah (slit), lensa, cermin dan perisai atau grating.
Wadah sampel umumnya disebut sel atau kuvet. Kuvet yang terbuat dari kuarsa
baik untuk spektrosokopi UV dan juga untuk spektroskopi sinar tampak. Kuvet
plastik dapat digunakan untuk spektroskopi sinar tampak. Radiasi yang melewati
sampel akan ditangkap oleh detektor yang berguna untuk mendeteksi cahaya yang
melewati sampel tersebut. Cahaya yang melewati detektor diubah menjadi arus
listrik yang dapat dibaca melalui rekorder dalam bentuk transmitansi absorbansi
atau konsentrasi.[8]
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A. Waktu
dan Tempat
Hari / tanggal
: Selasa / 29 Juni 2013
Pukul : 08.00 – 16.00 WITA
Tempat : Laboratorium Analitik LT I
Fak Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar
B. Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan adalah:
1. Alat
Spektrofotometer
UV-Vis Varian 50 COC, kuvet, labu takar 250 mL, labu ukur 100 mL, gelas kimia
100 mL, gelas kimia 250 mL, gelas kimia 300 mL, pipet skala 5 mL, pipet skala1
mL, pipet volum 10 mL, pipet volum 5 mL, bulp, tabung reaksi, batang pengaduk,
rak tabung, spatula dan botol semprot.
2.
Bahan
Amonium molibdat(H24Mo7N6O24),
asam sulfat (H2SO4), aquadest (H2O), larutan
fosfat, sampel air muara, timah klorida(SnCl2)
0,25% dan tissue.
C.
Prosedur Kerja
Prosedur
kerja dari percobaan ini adalah:
1.
Pembuatan
larutan standar fosfat
a. Memipet masing-masing 0,2;
0,4; 0,6; 0,8; dan 1 mLke dalam tabung reaksi kemudian mengencerkan sampai
volume mencapai 10 mL.
b. Menambahkan 1 mL larutan
ammonium molibdat(H24Mo7N6O24).
c. Menambahkan 0,4 mL larutan
timah klorida (SnCl2)0,25%.
d. Mengukur absorbansi larutan
standar.
2.
Penyiapan
sampel untuk penentuan kadar phospat
a.
Memipet 2 mL sampel air muara ke dalam tabung reaksi.
b.
Menambahkan 1 mL larutan ammonium molibdat(H24Mo7N6O24).
c.
Menambahkan 0,4 mL larutan timah klorida (SnCl2)0,25%.
d.
Mengukur absorbansi sampel pada panjang gelombang 650 nm.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil dan Pengamatan
1. Tabel Hasil Pengamatan
a.
Data
hasil pengamatan
12
|
No
|
Konsentrasi (ppm)
|
Absorbansi
|
λ nm
|
1
|
Standar 0
|
0,1909
|
650
|
2
|
Standar 2
|
0,3247
|
650
|
3
|
Standar 4
|
0,3870
|
650
|
4
|
Standar 8
|
0,5214
|
650
|
5
|
Standar 16
|
0,8471
|
650
|
6
|
Standar 32
|
1,1896
|
650
|
7
|
Sampel air muara
|
0,0812
|
650
|
b. Grafik
c. Perhitungan kadar fosfor
2. Perhitungan nilai absorbans
No.
|
Konsentrasi
standar (x)
|
Absorbansi
(y)
|
x2
|
y2
|
x.y
|
1.
|
0
|
0,1909
|
0
|
0,0364
|
0
|
2
|
2
|
0,3247
|
4
|
0,1054
|
0,6494
|
3
|
4
|
0,3870
|
16
|
0,1497
|
1,5480
|
4
|
8
|
0,5214
|
64
|
0,2718
|
4,1712
|
5
|
16
|
0,8471
|
256
|
0,7175
|
13,5536
|
6
|
32
|
1,1896
|
1024
|
1.4151
|
38,0672
|
N
= 6
|
Σx
= 62
|
Σy
= 3,4607
|
Σx2=
1364
|
Σy2=
2,6959
|
Σxy=57,9894
|
a.
Persamaan
garis linear
Keterangan:
=
absorbansi sampel
=
konsentrasi phosfor dalam sampel
b. Nilai
absorbansi kurva standar
0
2
4
8
16
c.
Konsentrasi
phosfor dalam sampel
Kemudian setelah
itu ditambahkan dengan amonimu molibdat, fungsi dari penambahan senyawa ini
adalah sebagai zat pengikat pada fosfor karena fosfor mudah mengalami oksidasi
setelah itu ditambahkan dengan timah klorida yang berfungsi untuk mereduksi
lalu sampel tersebut siap diukur absorbansinya.
Kemudian dilakukan pengukuran
absorbansi pengukuran deret standar pada panjang gelombang maksimum 650 nm.
Sesuai hukum Lambert beer, A = ε b c, dimana absorbansi
sebanding dengan konsentrasi larutan. Semakin besar konsentrasi larutan, maka
absorbansi yang diperoleh juga akan semakin besar. Dari data absorbansi deret
standar ini dibuat kurva kalibrasi. Selanjutnya dilakukaan pengukuran
absorbansi sampel. Dari percobaan, diperoleh absorbansi sampel yaitu 0,0812sedangkan
dari data ini diperoleh konsentrasi sampel
sebesar -5,9266 mg/L. hal ini tidak sesuai teori SNI yang menyatakan kadar
fosfat maksimun dalam suatu air adalah sekitar 0,01 mg/L samapai 1,0 mg/L.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
dari percobaan ini adalah konsentrasi fosfat (P) dalam sampel air muara dengan
menggunakan spektrofotometer serapan atom yaitu -5,9266
.
B. Saran
Saran dari percobaan ini adalah
sebaiknya untuk praktikum selanjutnya sampel air muara diganti dengan sampel
minuman kemasan yang mengandung fosfat agar dapat diketahui perbandingan kadar
phospat dari kedua sampel tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Fosfat.
http://id.wikipedia.org/2 Juli 2013
Hendayana, Sumar dkk. Kimia Analitik Instrumen. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP
Bandung, 1990
Khopkar, S.M. Konsep
Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia (UI- Press), 2008
|
Muchsin,
Yulianto. Fosfat. http://www.chem-is-try.com/2
Juli 2013
Wiryawan,
Adam. Spektrofotometer UV-VIS. http://www.chem-is-try.com/2
Juli 2013
|
[1]S. M. Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik (Jakarta:
UI-Press, 1990), h. 225.
[2]Anonim, Fosfat, http://id.wikipedia.org/2012 (2 Juli 2013).
[5]Adam Wiryawan, Spektrofotometer UV-VIS,
http://www.chem-is-try.com/2011 (2 Juli 2013).
[6]Ibid.
[7]Sumar Hendayana, et. al., Kimia Analitik Instrumen, (Bandung:
IKIP, 1990), h.22.
[8]Ibid.