BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mempelajari proses pemisahan dengan
teknik destilasi harus dapat memahami bahwa semua molekul dalam fasa cair
memiliki dinamika pergerakan yang konstan. Pembangkitan tekanan yang internal
dan kecenderungan molekul lepas dari permukaan dalam bentuk uap, tergantung
pada karakteristik cairan. Tekanan uap adalah ukuran kecenderungan terlepasnya
molekul dari permukaan cairan, tekanan uap adalah sifaf dari cairan itu dan
tidak tergantung pada komposisi fasa uap. Peningkatan temperature akan
meningkatkan pergerakan molekul fasa cair sehingga mempercepat proses
terlepasnya molekul (Alimin dkk, 2007, hal: 35).
Destilasi
adalah suatu proses pemurnian yang didahului dengan penguapan senyawa cair
dengan cara memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang terbentuk. Prinsip
dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam
campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih
terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun
dan menetes sebagai zat murni atau yang
sering disebut dengan destilat (Anonim, 2012).
|
Berdasarkan penjabaran di atas maka untuk
memperdalam pengetahuan tentang teknik destilasi
maka dilakukanlah percobaan tentang proses destilasi secara sederhana.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari percobaan ini adalah:
1.
Bagaimana
cara mengetahui prinsip dasar proses destilasi secara sederhana ?
2.
Berapa
volume destilat dan volume residu yang diperoleh dari sampel minuman
berkarbonasi (coca-cola) yang didestilasi ?
C.
Tujuan Percobaan
Tujuan
dari percobaan ini adalah:
1.
Mengetahui
prinsip dasar proses destilasi secara sederhana.
2.
Memurnikan
sampel minuman berkarbonasi (coca-cola).
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Destilasi
merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair berdasarkan
pada titik didih. Secara sederhana destilasi dilakukan dengan
memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan kembali supaya
jadi cair dengan bantuan kondensor. Destilasi digunakan untuk memurnikan zat
cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini cairan
berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni. Kemudian uap ini didinginkan
pada pendingin ini, uap mengembun manjadi cairan murni yang disebut destilat.
Destilat dapat digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang
mengandung zat terlarut misalnya destilasi air laut menjadi air murni
(Zulfikar, 2012).
Menurut Anonim
(2012) macam-macam destilasi antara lain :
a.
Destilasi
sederhana
Destilasi
sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat
padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat
pencemar atau pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan
untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton.
b.
Destilasi
bertingkat
|
c. Destilasi uap
Untuk memurnikan
zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi,
sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah
terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka
zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau
destilasi bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi uap. Destilasi
uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air
dengan senyawa yang tidak larut dalam air dengan cara mengalirkan uap air ke
dalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada
temperatur yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung.
Air soda memiliki rumus kimia H₂CO₃. Untuk membuat air soda, komponen yang paling penting
adalah air dan gas karbondioksida. Air soda memang dibuat dengan melarutkan gas
karbondioksida (CO₂)
ke dalam air. Sama seperti oksigen, karbondioksida merupakan gas yang banyak
terdapat di alam. Karbondioksida merupakan gas yang kita keluarkan saat
bernapas dan diambil oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Bila diinjeksi ke
dalam air dengan tekanan tinggi, karbondioksida akan membentuk asam karbonat., Itulah
sebabnya disebut minuman berkarbonasi (carbonated beverages). Asam karbonat
tersebutlah yang bertanggung jawab terhadap timbulnya sentuhan khas soda di
mulut (mouthfeel) dan perasaan yang mengigit (bite) pada saat minuman
berkarbonasi.diminum. Selain itu, gas karbondioksida juga berpengaruh terhadap
timbulnya efek extra sparkle, yang membedakan minuman ringan berkarbonasi
dengan non-karbonasi. Extra sparkle adalah efek penampakan berkelap-kelip pada
minuman. Secara praktis CO₂
adalah satu-satunya gas yang paling cocok untuk memproduksi penampakan sparkle
dalam minuman ringan berkarbonasi tersebut (Firdaus, 2012).
Kelarutan gas karbondioksida sedemikan rupa, sehingga dapat
bertahan dalam cairan pada suhu ruang. Jika dikocok secara perlahan, gas
tersebut akan melepaskan gelembung dalam minuman. Karbondioksida dapat
meningkatkan citarasa pada minuman sehingga orang menikmati saat mengonsumsinya.
Pada saat larut dalam air, CO₂
memberikan rasa asam sehingga dapat menurunkan pH menjadi sekitar 3,2 – 3,7.
Rasa asam tersebut merupakan rasa khas soda yang membuat orang teringat terus
akan rasanya. Salah satu keunggulan minuman berkarbonasi adalah aman dari
kontaminasi bakteri, terutama bakteri yang bersifat patogen (penyebab
penyakit). Gas karbondioksida yang larut dalam air, bukan hanya menghasilkan
rasa yang spesifik, tetapi juga dapat berfungsi sebagai antibakteri untuk mengawetkan
minuman secara alami (Anonim, 2012).
Batu didih adalah benda yang
kecil, bentuknya tidak rata, dan berpori, yang biasanya dimasukkan ke dalam
cairan yang sedang dipanaskan. Biasanya, batu didih terbuat dari bahan silika,
kalsium karbonat, porselen, maupun karbon. Batu didih sederhana bisa dibuat
dari pecahan-pecahan kaca, keramik, maupun batu kapur, selama bahan-bahan itu
tidak bisa larut dalam cairan yang dipanaskan. Fungsi penambahn batu didih
adalah untuk meratakan panas sehingga
panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan Untuk menghindari titik
lewat didih pada larutan tersebut. Pori-pori dalam batu didih akan membantu
penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan. Tanpa
batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan
mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan/ledakan (bumping).
Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa menyebabkan ledakan ataupun kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum cairan itu mulai dipanaskan (Anonim, 2012).
Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa menyebabkan ledakan ataupun kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum cairan itu mulai dipanaskan (Anonim, 2012).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A.
Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Senin/23 April
2012
Pukul : 14.00 – 16. 30 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Analitik
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang
digunakan pada percobaan ini adalah :
a.
Aerator 1
buah
b.
Botol
semprot 1
buah
c.
Erlenmeyer 1
buah
d.
Gabus
berlubang 1
buah
e.
Gelas
kimia 250 mL 1
buah
f.
Gelas
ukur 100 mL 1
buah
g.
Kasa
asbes 1
buah
h.
Kondensor 1
buah
i.
Kompor
listrik 1 buah
j.
Labu
destilasi 1000 mL 1
buah
k.
Receive
adaptor 1
buah
l.
Selang
karet 1
buah
m.
|
|
n.
Statik
dan klem 1 buah
o.
Steel
head 1
buah
p.
Termometer 2000C 1 buah
2.
Bahan
Adapun bahan
yang digunakan pada percobaan ini adalah :
a.
Batu
didih
3 buah
b.
Es
batu 4
buah
c.
Sampel
coca-cola
300 mL
d.
Tissue
1
gulung
C.
Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari percobaan ini adalah:
1.
Memasang
rangkaian alat destilasi.
2.
Mememasukkan
sampel coca-cola kedalam labu destilasi sampai 2⁄3 bagian dari labu destilasi.
3.
Menjalankan
air melalui kondensor
4.
Memanaskan
labu destilasi sampai sampel coca-cola tersebut mendidih.
5.
Mengamati
temperatur pada termometer dan membaca titik didih destilasi.
6.
Mengukur
volume destilat yang diperoleh.
7.
Memasukkan
data yang diperoleh tersebut ke dalam tabel.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Suhu (T) pada tetesan pertama = 100 0C
Volume destilat = 25 mL
Volume residu = 270 mL
Waktu destilasi = 40 menit
B. Pembahasan
Pada
percobaan ini dilakukan prinsip dasar destilasi secara sederhana dengan
menggunakan sampel minuman berkarbonasi (coca-cola), hal yang pertama dilakukan
adalah memasukkan sampel ke dalam labu destilasi sampai 2⁄3 dar labu destilasi
tersebut, selain itu dimasukkkan pula batu didih, fungsi dari penambahan dari
batu didih ini adalah sebagai pencegah letupan-letupan sehingga mengurangi resiko kecelakaan pada
saat kita melakukan proses destilasi. Selanjutnya
menghubungkan labu destilasi dengan kondensor dan memanaskan sampel tersebut
sampai mendidih dan diukur suhunya dengan termometer.
|
Dari
hasil pengamatan sampel tersebut mendidih tepat pada suhu 100 0C
dengan volume awal sampel 300 mL dan setelah didestilasi menhasilkan
destilat sebesar 25 mL dan residu
sebesar 270 mL selama 40 menit serta kehilangan sampel sebanyak 5 mL, hal ini
terjadi karena sebagian sampel keluar melalui gabus yang berlubang yang ada
pada thermometer kemudian menjadi uap .
Hasil destilat sebanyak 25 mL tersebut menandakan bahwa dalam 300 mL sampel
hanya 25 mL yang merupakan zat murni dalam sampel tersebut dan selebihnya
adalah residu yang merupakan gabungan dari beberapa senyawa kimia.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Prinsip
dasar dari destilasi sederhana adalah perbedaan titik didih dari 2 zat cair
sehingga akan menghasilkan destilat dan residu.
2.
Hasil
destilat dari sampel minuman berkarbonasi (coca-cola) tersebut sebesar 25 mL dan residunya sebesar
270 mL.
B.
Saran
Saran
dari percobaan ini sebaiknya untuk percobaan selanjutnya digunakan sampel
sampel air laut atau air sungai agar dapat diketahui perbandingan destilat dari
sampel tersebut.
|
DAFTAR PUSTAKA
Alimin, dkk. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin
Press, 2007
Anonim. Batu Didih. http//id. Wikipedia. Org/ 17
April2012
Anonim. Destilasi. http//id. Wikipedia. Org/ 24
April 2012
Anonim. Minuman Berkarbonasi. http//id.
Wikipedia. Org/ 24 April 2012
Firdausscount. Destilasi. http://firdausscout.wordpress.com/
24 April 2012
Zulfikar. Pemisahan
Destilasi. http//www. Chem.-is-try. Org/ 24 April 2012
LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan
lengkap paktikum Dasar-dasar Pemisahan Kimia dengan judul
“ Destilasi “ disusun oleh :
Nama : Abdul Rahman Arif
NIM : 60500110002
Kelompok
: I (Satu)
telah
diperiksa dan dikonsultasikan oleh koordinator asisten/asisten dan dinyatakan
diterima.
Samata, April 2012
Koordinator
Asisten, Asisten,
(
Wahyuni S.Si )
( Ahmad Yani S.Si )
Mengetahui
Dosen
Penanggung Jawab
(
Dra. Sitti Chadijah M. Si )
Nip :
19680216 199903 2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar