LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan lengkap
praktikum kimia Organik dengan judul “ Ekstraksi Senyawa Bahan Alam “ disusun
oleh :
Nama : Abdul Rahman Arif
NIM : 60500110002
Kelompok : II
(Dua)
telah diperiksa
dan dikonsultasikan oleh koordinator asisten/asisten dan dinyatakan diterima.
Samata, Desember 2012
Koordinator
Asisten, Asisten,
( Andi Nur Fitriani Abubakar) ( Andi Nur Fitriani Abubakar)
NIM: 60500109002
NIM: 60500109002
Mengetahui
Dosen
Penanggung Jawab
( Asriani Ilyas
S.Si, M.Si )
Nip
: 19830330 200912 2004
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Partisi
zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak campur menawarkan banyak
kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bahkan dimana tujuan primer
bukan analitis namun preparatif, ektraksi pelarut merupakan suatu langkah
penting dalam urutan menuju ke suatu produk murni itu dalam laboratorium
organik, anorganik atau biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan peralatan
yang rumit namun seringkali diperlukan hanya sebuah corong pisah. Seringkali
suatu pemisahan ekstraksi pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit,
pemisahan ektraksi biasanya bersih dalam arti tak ada analog kopresipitasi
dengan suatu sistem yang terjadi.[1]
Indonesia
memiliki keragaman tumbuhan tropika terbesar ke dua di dunia
1
|
2
|
|
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan
oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi. Jahe tumbuh subur di ketinggian 0-1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500-950 meter. Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan
curah hujan 2500-3000 mm/tahun, kelembaban 80% dan tanah lembab dengan Ph 5,5-7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang
digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang. Jahe segar Selain dipasarkan dalam bentuk olahan jahe, juga
dipasarkan dalam bentuk jahe segar, yaitu setelah panen jahe dibersihkan dan dijual kepasaran. Terdapat beberapa hasil pengolahan jahe yang terdapat di pasaran yaitu jahe kering, awetan jahe, jahe bubuk,
minyak jahe dan oleoresin jahe[4]
Berdasarkan uraian di atas maka
untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang ekstraksi senyawa bahan alam maka
dilakukanlah percobaan tentang metabolit sekunder dengan teknik maserasi dan
evaporasi dan menggunakan sampel jahe.
B.
3
|
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah:
1.
Bagaimana
cara mengekstraksi senyawa bahan alam dari sampel jahe dengan menggunakan
pelarut metanol (CH3OH) ?
2.
Berapa
bobot ekstrak jahe yang diperoleh ?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1.
Mengetahui
cara mengekstraki senyawa bahan alam dari sampel jahe dengan menggunakan
pelarut metanol (CH3OH).
2.
Mengetahui bobot ekstrak jahe yang diperoleh.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Jahe
Jahe adalah tanaman
rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya
berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas
disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Batang jahe
merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk rimpang
dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun
menyirip dengan panjang 15-23 mm dan
panjang 8-15 mm. Tangkai daun berbulu halus, bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5-5 cm dan lebar 1,5-1,75 cm.[5]
Kerajaan: Plantae
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Zingiber
Spesies: Z.
officinale
4
|
5
|
|
1.
Metabolit primer memiliki fungsi
sangat jelas seperti karbohidrat, lemak, asam amino, protein, enzim dan asam
nukleat.
2.
Metabolit sekunder memiliki
fungsi kurang jelas walaupun beberapa sudah diketahui seperti senyawa-senyawa
fenolat, flavonoid, terpenoid atau minyak atsiri dan alkaloid.
Senyawa
terpenoid terdapat hampir diseluruh jenis tumbuhan dan penyebarannya juga
hampir semua bagian (jaringan) tumbuhan mulai dari akar, batang dan kulit,
bunga, buah dan yang paling banyak adalah daun. Bahkan beberapa batang dan eksudat
(getah atau damar) tumbuhan juga mengandung terpenoid. Kerangka dasar dari
terpenoid adalah merupakan gabungan (bukan polimer) dari isoprene yang dikenal
sebagai aturan isoprena. Terpenoid dapat merupakan gabungan kombinasi bagian
isopren tersebut yaitu kepala-ekor, kepala-kepala, ekor–ekor, kepala–ketiak dn
seterusnya. Minyak atsiri adalah bagian terbesar dari terpenoid dan tersebar
hampir di seluruh bagian (jaringan) tumbuhan. Cara pengambilan minyak atsiri
adalah dengan cara penyulingan uap dari jaringan tumbuhan. Minyak atsiri adalah
pemberi aroma yang khas dari tumbuhan penghasil minyak atsiri tersebut. Suku
tumbuhan penghasil minyak atsiri adalah Kompositae
seperti Matricaria.[6]
B. Ekstraksi
|
6
|
C. Maserasi
Maserasi merupakan proses perendaman sampel
dengan pelarut organik yang digunakan pada temperatur ruangan. Proses ini
sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman
sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan
tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga metabolit sekunder yang ada
dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik. Selain itu ekstraksi
senyawa akan sempurna karena dapat diatur waktu perendaman yang dilakukan.
Pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan memberikan efektifitas yang tinggi
dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam pelarut tersebut. Secara umum
pelarut metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses
isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat melarutkan seluruh golongan
metabolit sekunder. Kelemahan isolasi dengan maserasi adalah waktu pengerjaan
lama dan penyarian kurang sempurna.[9]
6
|
7
|
D. Evaporasi
|
E.
8
|
|
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Hari / tanggal : Rabu / 19 Desember 2012
Pukul : 08.00 – 13.00 WITA
Tempat :
Laboratorium Kimia Organik Fak. Sains
dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar
B. Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan adalah:
1. Alat
Rotafavor (Merk:Heidolph), neraca analitik, gelas ukur 250 mL,
erlenmeyer 250 mL, gelas kimia 500 mL, wadah maserasi (toples), corong, botol
semprot dan kain kasa.
2. Bahan
Aluminium
foil, aquadest (H2O), es batu, jahe, metanol (C2H5OH)
dan tissue.
|
C. Prosedur Kerja
|
1.
Mengeringkan
sampel jahe selama 3 minggu.
2.
Memotong
kecil-kecil sampel jahe yang telah dikeringkan.
3.
Menimbang
sampel jahe sebanyak 500 gram.
4.
Memasukkan
dalam wadah maserasi (toples).
5.
9
|
6.
10
|
7.
Menyaring
sampel jahe menggunakan kain kasa kemudian mengambil ekstrak sampel jahe.
8.
Memasukkan
dalam labu evaporator kemudian mengevaporasi sampai diperoleh ekstrak kental.
9.
Menimbang
bobot ekstrak kental dari hasil evaporasi.
10.
Menyimpan
ekstrak kental yang diperoleh untuk dilanjutkan pada kromatografi lapis tipis
(KLT)
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Berat sampel jahe = 500 gram
Pelarut metanol = 1600 mL
Ekstrak cair =
1100 mL
Bobot erlenmeyer kosong = 125 gram
Bobot erlenmeyer + ekstrak kental
= 3350 gram
Warna pelarut =
bening
Warna sampel =
coklat muda
Warna ekstrak =
coklat
B. Analisa
Data
Bobot esktrak
kental = (Bobot erlenmeyer + ekstrak kental) – (bobot erlenmeyer kosong)
= 335 gram – 125 gram
= 210 gram
Kadar ekstrak % = Berat ekstrak kental x 100 %
Berat sampel
= 210 gram x 100 %
500 gram
= 42 %
11
|
12
|
|
|
13
|
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
dari percobaan ini adalah:
1.
Ekstraksi
senyawa bahan alam dapat dilakukan dengan cara maserasi dilanjutkan dengan
evaporasi.
2.
Hasil
ekstrak cair maserasi sebesar 1100 mL dan ekstrak kental evaporator sebesar 210
gram sehingga kadar ekstrak kental yang diperoleh dari 500 gram sampel sebesar 42 %.
B. Saran
Adapun
saran dari percobaan ini, sebaiknya untuk praktikum selanjutnya digunakan pelarut
etanol (C2H5OH) agar dapat diketahui perbandingan daya
kelarutan dari kedua pelarut tersebut.
|
14
|
DAFTAR PUSTAKA
Bresnick,
Stephen D. High Yield Organic Chemistry,
terj. Hadian Kotong. Intisari Kimia
Organik. Jakarta: Hipokrates. 1996
Day,
R.A dan A.L. Underwood, Emory University,
terj. Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Analisis
Kimia Kuantitatif . Jakarta: Erlangga. 1986
Evaporasi.
http: //Wikipedia. org. 24 Desember
2012
Ilyas, Asriani dan Wahyuni. Penuntun Praktikum kimia Organik. Makassar: UIN Alauddin, 2012.
Jahe.
http: //Wikipedia. org. 24 Desember
2012
Khopkar,
S.M, Basic Concepts of Analytical
Chemistry, terj. A. Saptorahardjo. Konsep
Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press. 1990
Metanol.
http: //Wikipedia. org. 24 Desember
2012.
Nohong
dan Hadijah Sabarwati. Isolasi Metabolit
Sekunder dari Kulit Batang Kembang Sepatu. Jurnal Kimia Indonesia. 2006, . http://www.040716/JKI/amar
makruf (24 Desemeber 2012)
Sitorus,
Marham. Kimia Organik Umum. Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2010
[1]R.A .Day dan A.L. Underwood, Emory University, terj. Aloysius Hadyana
Pudjaatmaka, Analisis Kimia Kuantitatif
(Jakarta: Erlangga, 1986), h. 461.
[2]Nohong dan Hadijah Sabarwati.
‘’Isolasi Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Kembang Sepatu’’, Jurnal Kimia
Indonesia, vol. 2 (1), 2006, h. 1. http://www.040716/JKI/amar makruf (24
Desemeber 2012).
[3]Marham Sitorus, Kimia Organik Umum (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010), h. 175.
[6]Marham Sitorus, op. cit., h. 185-186.
[7]Stephen D. Bresnick, High Yield Organic Chemistry, terj.
Hadian Kotong, Intisari Kimia Organik
(Jakarta: Hipokrates, 1996), h. 95.
[8]S.M Khopkar, Basic Concepts of Analytical Chemistry, terj. A. Saptorahardjo, Konsep Dasar Kimia Analitik (Jakarta:
UI-Press, 1990), h. 90.
[9]Asriani Ilyas dan Wahyuni, Penuntun Praktikum kimia Organik (Makassar:
UIN Alauddin, 2012), h. 4.
siiipp sama bro :)
BalasHapus